Pertempuran 10 November tak luput dari buah hasil dari Resolusi jihad para kiai NU
Lumajang.ansorjatim.or.id__ Bangsa Indonesia sebentar lagi akan memperingati Hari Pahlawan 10 November. Pertempuran berdarah tersebut merupakan resolusi jihad para kiai yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama atau NU.
K.H. Ahmad Bahauddin atau yang akrab disapa Gus Baha menjelaskan kisah pertempuran 10 November di Surabaya, yang kelak akan diperingati sebagai Hari Pahlawan. Menurut Gus Baha pertempuran 10 November tak luput buah dari resolusi jihad para kiai yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama.
“Waktu itu para kiai kumpul dan mencetuskan apa yang disebut resolusi jihad melawan Belanda dan tentara sekutu,” ujar Gus Baha’
Gus Baha menegaskan, negara Indonesia itu bukan hanya didirikan oleh umaroh atau pemerintah. Sebab dalam konteks pertempuran 10 November di Surabaya bertujuan menegakan kedaulatan negara Indonesia yang saat itu belum genap berusia 3 bulan.
“Jadi bukan peran umaroh saja, tapi ada peran serta ulama. Bahkan sebelum negara Indonesia didirikan itu sudah ada ulama,” ujar Gus Baha.
Justru para kiai yang mencetuskan resolusi jihad sehingga lahirlah pertempuran 10 September di Surabaya itulah yang menggerakan publik.
Dulu para Wali Songo dan kiai era kemerdekaan sudah membentuk satu komunitas yang disebut pondok pesantren. Artinya kiai memegang otoritas publik. Sehingga kiai yang bisa menggerakan publik untuk melawan Belanda pada saat itu.
“Ketika kiai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari mengatakan bahwa jihad itu fardhu ain, maka semua orang turun tangan untuk jihad melawan belanda dan tentara sekutu,” ujarnya.
Gus Baha juga menceritakan kisah yang diturunkan secara lisan mulut ke mulut seputar peristiwa pertempuran 10 November di Surabaya itu.
Menurut Gus Baha, semestinya perang dimuali pada 7 November 1945. Bung Tomo kala itu datang ke mbah Hasyim Asy’ari minta izin. Tapi mbah Hasyim Asy’ari melarang dengan alasan kiai yang bagian menjatuhkan pesawat belum datang.
“Kiai Abas dipercaya doanya ampuh dapat menjatuhkan pesawat. Kemudian tanggal 10 November kiai Abas datang dan akhirnya perang dimulai,” ujarnya.
Dari resolusi jihad pertempuran 10 November itu, Gus Baha ingin menggaris bawahi bahwa jihad itu maknanya adalah serius menekuni sesuatu. Jihad itu bentuknya tidak mesti perang.
“Tapi Islam juga jangan anti perang. Karena andaikan Islam tidak memiliki konsep perang, maka juga bingung saat Indonesia dijajah Belanda,” pungkasnya.
Demikian penjelasan resolusi jihad para kiai yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama atau NU dalam konteks pertempuran 10 November dan Hari Pahlawan.
editor by : Ahsanul Majidah